Telah pudar cahaya bintang dan telah berhenti semua mata memandanginya
Yang tinggal hanya riuh angin tengah malam menderu menusuk kalbu
Sementara diriku masih terpaku disini, diberanda kelam bertabur kepiluan
Ditemani gitar klasik yg slalu setia menangisi kekosongan jiwa
Hati yang dulu biru oleh belaian rasa rindu
Dan semakin sendu oleh seuntai makna yang tergores d dinding kalbu,
Kini seakan memudar,
Setelah kusadari jiwa ini telah dirobek
Oleh kepalsuan cinta yang pernah engkau tawarkan
Tahukah kau???
Tak pernah kupaksakan pengakuan atas cinta ini
Namun caramu menghargai cinta ini
Membuat hatiku meneteskan darah didalam raga
Mungkin kata2ku tak seindah Kahlil Gibran
Yang dengan untaian katanya
Menjadikan rasa cinta ibarat surga
Mungkin cintaku tak sedalam sah Jehan
Yang dengan kerinduannya,
Ia membangun Taj Mahal diatas pusara kekasihnya
Atau mungkinkah diri ini yang tak tau diri?
Terlalu percaya akan cinta sejati
Bertahun kurasakan buntu aliran darah ini,
Cintamu telah membakar jiwa dan ragaku
Seribu cinta kupinggirkan demi utuhnya namamu dikalbuku
Namun cinta yang kupersembahkan tulus dari palung hati yang terdalam
Entah yang kuterima…..
Kini usai sudah asa ini
Harga diriku telah memurkai cinta suci ini
Hanya satu tersisa…
Pergilah dan terbanglah bersama keangkuhanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar